Rabu, 22 September 2021

Jelang Milad KOKAM Pemuda Muhammadiyah Temui Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL)

 


MUHAMMADIYAH.ID, JAKARTA – Dipimpin oleh Ketua Umum Cak Nanto, Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah bersilaturahim dengan Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono, Senin (20/9).

Bertempat di Markas Besar TNI AL, Cak Nanto didampingi Komandan KOKAM Nasional Zainudin Gayo, Ketua Bidang Maritim Dedi Irawan, Ketua Bidang Hukum dan HAM Razikin, dan Ketua Bidang Politik Ali Muthohirin.

Cak Nanto menyampaikan apresiasi atas kinerja TNI Angkatan Laut di seluruh Indonesia. Terkait konteks itu, dirinya juga berharap TNI AL memainkan peran strategis di wilayah Laut China Selatan.

“Masa depan Indonesia adalah laut, dan jika TNI AL mampu menerjemahkan visi Kemartiman, dengan demikian Indonesia akan menjadi negara maritim terbesar di dunia,” tuturnya.

Sebagai mitra strategis TNI AL, Pemuda Muhammadiyah sendiri menurut Cak Nanto antusias melakukan sinergi guna mengoptimalisasikan seluruh potensi kader yang tersebar di seluruh wilayah pesisir dan laut Indonesia.

“Dengan perkembangan teknologi mutakhir sekarang, telah terjadi miniturisasi, batas geografis seakan hilang, maka pentingnya sinergitas antara TNI AL dengan seluruh elemen bangsa terutama elemen kepemudaan Pemuda Muhammadiyah,” kata Cak Nanto.

Menyambut Cak Nanto, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono mengapresiasi seluruh agenda kebangsaan yang telah dilakukan oleh Pemuda Muhammadiyah.

“Saya berharap Pemuda Muhammadiyah terus memperkuat dan bergandengan tangan guna menjaga keutuhan bangsa,” tuturnya.

Lewat silaturahim ini, Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah dan KSAL Yudo Margono sepakat untuk melaksanakan kerjasama di berbagai bidang, antara lain pelatihan instruktur nasional untuk Kader KOKAM, Pemberdayaan masyarakat pesisir dan kepulauan, Kegiatan Pelayaran Nusantara, dan berbagai kegiatan lain dalam rangka menjaga keutuhan bangsa dan memperkuat NKRI.

Secara khusus, KSAL juga diundang Cak Nanto untuk hadir menjadi pembicara kunci dalam perayaan milad KOKAM 1 Oktober 2021 mendatang yang akan diikuti oleh seluruh kader KOKAM se-Indonesia.

  

Minggu, 19 September 2021

Mengenal Sosok KH. Suprapto Ibnu Juraimi, Sang Mujahid Dakwah



MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA —Tidak banyak bicara namun sangat perhatian. Walau bukan seorang orator, setiap ceramahnya mengalir dengan santun, tetapi bisa juga sangat keras apabila harus mengungkapkan sesuatu yang tak pantas. 

Begitulah sosok KH. Suprapto Ibnu Juraimi, Sang Mujahid Dakwah, dalam penggambaran puteri pertamanya Dwi Masyitoh.

Ibnu Juraimi lahir di Yogyakarta pada 3 Juli 1943. 

Ayah dari 7 orang anak ini pernah menjadi guru dan direktur Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta, pengelola Pesantren Muhammadiyah Palu, Mudir Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah (PUTM), dan pengurus Majelis Tabligh PP Muhammadiyah. 

Sosok yang memiliki idealisme tinggi ini juga kerap dikenal sebagai seorang dai, motivator, ayahanda, dan panutan hidup bagi kawula muda.

Kesalehan Ibnu Juraimi antara lain tercermin dalam serangkaian aktivitasnya yang tidak lepas dari kedisiplinannya menunaikan salat wajib. Hal ini dikonfirmasi langsung oleh Dwi Masyitoh yang menyatakan bahwa meski ayahnya seorang pendakwah yang biasa berdiaspora dari kampung ke kampung, namun ketika di dalam rumah beliau lebih banyak mengajarkan anak-anaknya lewat laku kehidupan sehari-hari seperti kebiasaan disiplin salat wajib.

“Bapak lebih banyak memberikan contoh. Jadi, misalnya, yang sangat berkesan bagi kami waktu dengar azan, apa apun acaranya pasti ditinggal untuk segera melaksanakan salat. Dan itu kami dengar dari murid-murid beliau, setiap mendengar azan, kegiatan apa pun beliau hentikan dan langsung menunaikan salat,” tutur Dwi Masyitoh dalam acara yang diselenggarakan RadioMu pada Jumat (17/09).

Selain salat wajib, dhuha dan tahajud tak pernah ketinggalan. Karena baginya, jika salat sunnah sudah menjadi kebiasaan, maka menjalankan salat wajib akan menjadi kebutuhan. Kebiasaannya menunaikan salat dhuha dan tahajud ini memang telah masyhur di kalangan murid-muridnya. Hal ini dikonfirmasi oleh Abdul Muin, salah seorang santri Ibnu Juraimi.

Abdul Muin menceritakan saat dirinya menjadi santri Ibnu Juraimi. Sosok yang memiliki karakter modern tanpa alergi dengan ciri pesantren tradisional ini selalu giat membangunkan santri-santrinya untuk salat tahajud. Dari pintu kamar ke pintu yang lain, dengan nada yang khas beliau selalu berucap, “Qum! Qum! Bangun.. Bangun.. Bangun..”. Saking rajinnya membangunkan santri untuk salat malam, Ibnu Juraimi mendapat julukan “Bapak Pembangunan”.

Selain itu, Abdul Muin mengatakan bahwa berceramah merupakan satu dari sekian aktivitas yang paling digemari Ibnu Juraimi. Upaya tak kenal henti menyampaikan pesan dan menyebarkan syiar di berbagai tempat tidak membuat sosok Ibnu Juraimi ini terjebak dalam logika materi. Tindakan pemasangan tarif, justru berpotensi merusak citra dakwah. Kepada setiap muridnya, termasuk Abdul Muin, Ibnu Juraimi selalu menegaskan bahwa berdakwah itu bukan berbisnis!

“Pak Kiai selalu bilang seperti ini, ikhlaskan niatmu ketika berdakwah! Sebelum kamu keluar dari pesantren ini, niat diperbaiki, dan ketika pulang jangan lihat amplopnya. Jangan kecewa juga bila tidak dapat imbalan duniawi, dan jangan bahagia bila amplopnya tebal,” tutur Abdul Muin yang sekarang menjadi Ketua PDM Pemalang.

  

Minggu, 05 September 2021

Tanwir Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah 2021 Tetapkan Muktamar November 2022

 


MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah menggelar Sidang Tanwir tahun 2021 yang terselenggara secara daring Sabtu—Ahad (4—5/9). Kegiatan Tanwir tersebut setidaknya menghasilkan enam poin berikut ini;

Pertama, Muktamar Muhammadiyah ke-48 dan Muktamar ‘Aisyiyah ke-48 dilaksanakan pada hari Jumat–Ahad, 18–20 November 2022 M bertepatan dengan 23–25 Rabiulakhir 1444 H di Kota Surakarta Jawa Tengah.  ‘

Kedua, Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah dilaksanakan secara luring dan daring. Anggota Tanwir, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah dan Ketua Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah menghadiri Muktamar secara luring di Kota Surakarta. Sedangkan anggota muktamar yang lain hadir dan mengikuti Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah secara daring di klaster wilayah masing-masing yang waktu pelaksanaannya bersamaan dengan pelaksanaan Muktamar Muhammadiyah dan Muktamar ‘Aisyiyah di Kota Surakarta. Sistem klaster akan diatur kemudian oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Ketiga, Pemilihan Anggota Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah masa jabatan 2022–2027 dilaksanakan dengan cara e-voting yang dijaga keamanan dan kerahasiaannya dengan teknis pelaksanaan yang akan ditetapkan oleh Panitia Pemilihan.

Keempat, Dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi, kesehatan, keselamatan, dan kemaslahatan materi Muktamar disampaikan dan dibahas sebelum pelaksanaan Muktamar tanggal 18–20 November 2022 sebagai rangkaian tak terpisahkan dari kegiatan Muktamar. Waktu dan teknis pelaksanaan akan ditetapkan oleh Panitia Pelaksana dan Panitia Pengarah. Pelaksanaan Muktamar  ke-48 didukung syiar dan silaturahmi yang sebaik-baikya yang teknisnya akan diatur  dengan seksama serta memanfatkan berbagai media konvensional dan nonkonvensional, serta sistem teknologi informasi yang menggambarkan kemajuan Muhammadiyah.

Kelima, Ketentuan tentang pelaksanaan Tanwir dan Muktamar yang ditetapkan dalam Tanwir Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah sebelumnya disesuaikan dengan keputusan Tanwir 2021.   

Keenam, Mengamanatkan kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah untuk mentanfidzkan dan memimpin pelaksanaan Keputusan Tanwir Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah tahun 2021 ini dengan seksama dan sebagaimana mestinya.

Dengan adanya keputusan ini diharapkan seluruh kegiatan akan terselenggara dengan baik seraya tetap optimis hadapi covid-19 menuju sukses Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah di Surakarta.

  

Rabu, 01 September 2021

Pengurus Pimpinan Daerah Muhammadiyah MUBA Beraudiensi dengan Bupati Dodi Reza Alex

 

Pengurus Muhammadiyah Muba Apresiasi Perda Pembatasan Pesta Rakyat Inisiasi Bupati DRA

Bupati Dodi Reza Terima Audiensi Pengurus Muhammadiyah Kabupaten Muba

SEKAYU - Untuk mempererat tali silaturahim dan menjalin sinergitas dengan Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Pengurus Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Muba bersilaturahmi dengan Pemkab Muba. Rombongan   diterima langsung oleh Bupati Muba Dr H Dodi Reza Alex Noerdin Lic Econ MBA,  Rabu (1/9/2022)  di ruang Audiensi Bupati Muba.

Ikut mendampingi Bupati Muba, Kepala DPKAD Kabupaten Muba Mirwan Susanto SE MM, Kepala Bagian Kesra Setda Muba H Opi Palopi MAg, Kepala Bagian Umum Setda Muba Seprizal SE MSi, Kepala Dinkominfo Muba Herryandi Sinulingga AP diwakili Kabid Komunikasi Publik Dinkominfo Muba Yettria SKM MSi.  Rombongan dari  jajaran pengurus  Muhammadiyah Kabupaten Muba adalah Sriyanto SPd I, Ngaduan SPdI, H M Albar Lc MHI, Rudi Mustaqin Yuyun SPd, Dr Abdul Roni MPdI dan H Sumedi BA SPdI. Kepada Dodi Reza, mereka menyampaikan  program kerja  Muhammadiyah Kabupaten Muba, baik  jangka pendek maupun jangka panjang, sekaligus menyampaikan usulan bantuan  pembangunan madrasah dan kegiatan lainnya.

"Kami apresiasi atas program dan kegiatan di bidang keagamaan Pemkab Muba di bawah komando Bapak Dodi Reza Alex. Salah satunya Perda No 2 Tahun 2018 tentang Pembatasan Pesta Rakyat. Hadirnya Perda tersebut sangat dirasakan manfaatnya bagi keagamaan di masyarakat. Kegiatan maksiat dan tidak berguna itu menjadi berkurang sehingga kemaslahatan umat dapat dijaga,"ucap Ketua Pengurus Muhammadiyah Kabupaten Muba, Sriyanto SPd I.


Sriyanto juga menyampaikan ucapan terima kasih atas bantuan dan dukungan yang telah diberikan Pemkab Muba selama ini demi kemajuan Muhamadiyah di Kabupaten Muba.

"Guna mencerdaskan umat islam, kami berharap Pemkab Muba bisa membantu pembangunan madrasah. Selain itu juga kami mohon dukungan  pandemi COVID-19 ini tidak mewabah lagi, kami berkeinginan untuk melaksanakan musda yang menghadirkan 3000 an umat di Kabupaten Muba ini,"paparnya.

Atas usulan dan rencana Muhammadiyah, Bupati Dodi Reza siap mendukung program kerja yang akan dilaksanakan oleh Pengurus Pimpinan daerah Muhammadiyah Kabupaten Muba.

"Saya apresiasi keberadaan Muhammadiyah dalam membina dan mencerdaskan umat, selain itu juga memberikan pelayanan dan pendidikan terbaik bagi umat khsusnya di Kabupaten Muba. Saya melihat Muhammadiyah Kabupaten Muba salah satu ormas yang sangat berkontribusi positif bagi umat di Kabupaten Muba,"puji Dodi.

Dikatakan Dodi, begitu juga terkait kegiatan Muhammadiyah yang dilaksanakan di Muba pada prinsipnya Pemkab Muba akan mendukung.

Sumber : https://web.facebook.com/humasberitamuba/posts/2565634710247522

  

Minggu, 29 Agustus 2021

Rabu, 20 Januari 2021

Yuk Bantu! Pasca Banjir Puluhan Ribu Warga Kalsel Alami Krisis Air Bersih

 
 
 
Krisis air bersih masih melanda Barabai, ibu kota Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), pasca banjir bandang.

Sejumlah relawan Barisan Pemadam Kebakaran (BPK) dari Kabupaten HST berupaya memasok air bersih yang diambil dari sungai-sungai.

Datang pula, bantuan pasokan air bersih para relawan dari kabupaten tetangga, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) dan Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU).

Namun rupanya, semua itu masih belum mampu melayani keperluan seluruh warga.

Group WA Urgent HST pun banjir pengaduan dan keluhan warga. Mereka meminta bantuan air bersih karena air banjir yang sebelumnya digunakan untuk keperluan MCK, sudah kering.

Sebagian warga yang masih ada genangan air banjir, mengaku terpaksa mengambil air banjir tersebut untuk keperulan memasak dan minum.

Seperti yang dilakukan warga Tengkarau Luar RT 9 Jalan Surapati. Melalui WA yang di share di group Rescue, warga mengungkapkan sangat memerlukan air bersih untuk memasak dan keperluan minum. "Kami warga Tengkarau RT 09 terpaksa minum air sisa banjir," ungkap warga.

Keluhan kesulitan air bersih, juga disampaikan warga Hulu Rasau, warga Gang Manggis RT 06 serta warga Jalan HM Ramli atau Kitun di sekitar Ponpes Nurul Muhibbin. 

Sumber: https://www.tribunnews.com/regional/2021/01/18/krisi-air-banjir-usai-banjir-kalsel-warga-barabai-terpaksa-masak-air-sisa-banjir-untuk-minum

Bagi para donatur mau yang berbagi mari salurkan donasi terbaik anda melalui Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Kalimantan Selatan








Rekening Lazismu Hulu Sungai Tengah : Bank Kalsel No Rek 936 03 31 00588 2

Konfirmasi transfer : WA 088802743811 atau klik https://wa.me/6288802743811


  

Minggu, 10 Januari 2021

Selamat & Sukses atas Pelantikan Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Kota Lubuk Linggau

 

 
Lubuk linggau 10 Januari 2021
 
 
 

Seluruh Jajaran Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Musi Banyuasin mengucapkan:

 

Selamat & Sukses atas Pelantikan Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Kota Lubuk Linggau

 

Dengan dilantiknya kepengurusan yang baru ini semoga Pemuda Muhammadiyah kota Lubuk Linggau terus berkarya, berjuang dalam mendakwahkan nilai-nilai islamiyah (Muhammadiyah) di tengah-tengah masyarakat kota lubuk linggau khususnya dan masyarakat luas pada umumnya. 

Dan semoga selalu diberi Allah SWT kekuatan, keistiqamahan dalam mengemban amanah yang mulia ini. 

Aamiin ya rabbal alamin

  

Senin, 04 Januari 2021

Selamat & Sukses Atas Dilantiknya Saudara Muhammad Fariz SSTP MM Sebagai Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kab MUBA

 

 

Kamis (31/12/2020) secara resmi Bupati Muba Dodi Reza melakukan Pelantikan dan Pengambilan Sumpah Pejabat kepada sebanyak 6 PimpinanTinggi Pratama dan 25 Pejabat Administrasi di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin. 

"Pelantikan ini merupakan bagian dari kehidupan dan kebutuhan organisasi dalam rangka peningkatan kapasitas karir pegawai," ungkap Kepala Daerah Inovatif 2020 ini.  

Diantara pejabat yang dilantik ada saudara Muhammad Fariz SSTP MM yang dilantik sebagai kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kab MUBA.

Sebelumnya, saudara Muhammad Fariz SSTP MM sudah menjabat sebagai Plt Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Muba sejak 31-1-2019.

Selama menjabat sebagai Plt Kepala Dispopar Muba, saudara Muhammad Fariz banyak melakukan terobosan-terobosan/program-program inovatif baru yang membuat kabupaten Muba tambah berprestasi dikancah nasional, termasuk diantaranya pembentukan PERDA Kepemudaan yang disahkan oleh Bupati Muba Dodi Reza pada 21 Oktober 2020. 

Atas prestasi tersebut, maka sudah selayaknya kami sebagai salah satu organisasi kepemudaan yang ada di Muba mengucapkan: 

Selamat & Sukses atas dilantiknya saudara Muhammad Fariz SSTP MM sebagai Kepala Dispopar Muba. 

Semoga kedepannya tambah berprestasi lagi dan terus membuat terobosan-terobosan baru lagi sehingga membuat nama kabupaten Muba tetap harum, khususnya dibidang Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata yang saudara nahkodai. Aamiin.!

Salam Hormat dari kami Jajaran Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Kab Muba.

🙏 🙏 🙏 🙏 🙏 🙏

  

Sabtu, 02 Januari 2021

Keluarga Besar Muhammadiyah Kab MUBA Serahkan Bantuan Kemanusian Kepada 6 KK Korban Kebakaran Rumah










SEKAYU. Kebakaran hebat melanda pemukiman warga di Kelurahan Soak Baru, Kecamatan Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin. Peristiwa yang terjadi pukul 02.00 WIB, Rabu (30/12/2020) itu, membuat enam rumah ludes terbakar.

Atas kejadian ini keluarga besar Muhammadiyah Kabupaten Musi Banyuasin turut berduka cita, semoga para ahli musibah diberikan ketabahan/kesabaran dalam menghadapi musibah ini.
Hal ini selaras dengan apa yang disampaikan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (Sriyanto Ahmadi Spd.i) ketika menyerahkan bantuan/santunan kemanusian kepada 6 KK ahli musibah.

Hadir pula dalam acara tersebut ketua Aisyiyah Kab Musi Banyuasin Hj. Siti Mariani S.H, kepala sekolah SD Muhammadiyah Sekayu bpk. Rudi Mustaqim Spd, kepala Sekolah SMK Muhammadiyah Sekayu Marzuki S.E dan Ketua Pemuda Muhammadiyah Kab Musi Banyuasin M. Nashruddinsah beserta rombongannya.

Adapun kronologis kebakaran tersebut sebagai berikut :

Dari informasi yang kami himpun. api pertama kali muncul dari rumah salah satu warga yang diduga berasal dari korsleting listrik. Saat itu, semua penghuni rumah dalam keadaan tertidur.

Api langsung membesar karena rumah terbuat dari kayu. Lantaran saat kebakaran angin dalam keadaan kencang, api langsung menyambar rumah-rumah yang berada di sekitar.

Masyarakat yang mengetahui kejadian itu langsung melakukan pemadaman seadanya, sedangkan para korban berusaha menyelamatkan diri. Api baru berhasil dijinakkan 2 jam kemudian atau sekitar pukul 04.00 WIB setelah tiga unit mobil pemadam kebakaran (Damkar) dibantu masyarakat melakukan pemadaman.

"Saya tidak tahu, saat itu saya sedang duduk diliar rumah. Sedangkan adik saya tidur di dalam rumah. Saya lihat api sudah besar di tengah rumah dan saya langsung masuk menyelamatkan adik saya," ujar korban Lukman (30).

Usai menyelamatkan diri, sambung Lukman, dirinya melihat api makin membesar dan menyambar rumah-rumah yang ada di sekitarnya. "Api langsung cepat membesar, kita tidak dapat menyelamatkan harta benda apapun. Diduga percukan api dari dalam rumah," jelas dia.

Sementara, korban Yudi (35), mengatakan, saat kebakaran dirinya dan orang tua sedang tertidur di dalam rumah. "Kami sedang tidur, tiba-tiba dibangunkan warga kalau ada kebakaran," kata dia.

Mengetahui hal itu, dirinya dan orang tua langsung menyelamatkan diri. "Tahunya api sudah besar, saya langsung menyelamatkan diri, api cepat besar karena angin kencang, semua harta benda habis," tandas dia.


By: Majelis Pustaka & Informasi Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kab Musi Banyuasin

  

Sabtu, 28 November 2020

Pimpinan Daerah Muhammadiyah MUBA adakan acara Konsolidasi Dan Pembinaan Organisasi & Rapat Kerja Daerah





SEKAYU (komplek perguruan Muhammadiyah Sekayu). 

Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kab Musi Banyuasin pada hari ini Sabtu 28 November 2020 mengadakan sebuah acara yang bertemakan Konsolidasi Dan Pembinaan Organisasi oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Selatan.

Acara ini dihadiri oleh ketua-ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah se kabupaten Musi Banyuasin, hadir juga dalam acara ini ketua-ketua Organisasi Otonom Muhammadiyah Tingkat Kab Muba seperti Aisyah, Pemuda Muhammadiyah, Nasyiatul Aisyiyah, Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Hizbul Wathon, Tapak Suci. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. 

Diawali dengan penyampaian kata sambutan dari Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Musi Banyuasin bapak Sriyanto Spdi, dan dilanjutkan dengan kata sambutan dari Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Selatan yang disampaikan oleh bapak Drs H Abu Hanifah.

Dalam kata sambutannya menyampaikan senang dapat bersilaturahmi dengan keluarga besar Muhammadiyah Kab Musi Banyuasin, beliau juga menyampaikan acara ini adalah wujud dari perintah gubernur Sumatera Selatan H. Herman Deru SH. Mm. Yang memerintahkan sekaligus memberikan anggaran kepada organisasi kemasyarakatan yang ada di Sumsel termasuk organisasi Muhammadiyah untuk melakukan konsolidasi dan penguatan organisasi di seluruh wilayah Sumatera Selatan. 

Selanjutnya acara konsolidasi ini dilanjutkan dengan penyampaian beberapa materi yang di sampaikan oleh 3 nara sumber yang berasal dari Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Selatan yang di akhiri dengan sesi tanya jawab dari para peserta.

Pada pukul 13:00 acara dilanjutkan dengan rapat kerja daerah yang di pimpin langsung oleh anggota Pimpinan Daerah Muhammadiyah Musi Banyuasin.

Acara ini pun diakhiri dengan pembacaan Surat Keputusan oleh sekretaris pimpinan daerah Muhammadiyah Musi Banyuasin.


  

Sabtu, 21 November 2020

Haedar Nashir: Pemuda Muhammadiyah Harus Berpergaulan Luas dan Bermuruah


MUHAMMADIYAH.ID, JAKARTA – Pemuda Muhammadiyah adalah titik akhir pengkaderan angkatan muda sebelum bergerak kepada barisan estafet kepemimpinan yang mengurus dakwah Muhammadiyah secara luas.

Memperhatikan hal tersebut Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan tiga nasihat penting bagi para kader Pemuda Muhammadiyah.
Sembari membuka gelaran Rakornas bidang eksternal PP Pemuda Muhammadiyah, Sabtu (21/11) Haedar meminta agar para kader memahami ruh ajaran Islam dan karakter Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah pencerahan yang memberi ruang pada ijtihad.


“Para kader harus memahami karakter Muhammadiyah yang membawa ciri reformis. Pemuda sebagai pelopor AMM dan pimpinan lain harus berjiwa tajdid, reformis dan modern. Jangan sampai konservatif yang langkah-langkahnya tidak mencerminkan langkah yang maju,” tuturnya.

“Pemuda Muhammadiyah harus melihat masalah dari dunia yang besar. Jangan miopi. Kedua, harus irfani termasuk dalam akhlak. Kalau mengaku pengikut nabi Muhammad harus uswah hasanah,” imbuhnya.


Terakhir, kepada 800 Pemuda Muhammadiyah yang mengikuti Rakornas, Haedar berpesan agar Pemuda Muhammadiyah memiliki pergaulan yang luas dengan tetap menjaga marwah dan muruah jatidiri Muhammadiyah di manapun berada.
“Pemuda Muhammadiyah tidak boleh terperangkap, harus melakukan islah di manapun juga. Jaga kebersamaan, pupuk rasa persaudaraan,” pungkasnya. (afn)

  

Kamis, 19 November 2020

Dengan Protokol Ketat, Resepsi Milad Muhammadiyah Tetap Megah


MUHAMMADIYAH.ID, JAKARTA – Meski menggelar milad dengan protokol kesehatan yang ketat di tengah pandemi, Muhammadiyah tetap mampu menghadirkan acara yang terbilang megah.

Di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah Jakarta, para undangan selain wajib memakai masker juga diwajibkan untuk menjalani tes rapid terlebih dahulu yang disediakan secara gratis.

Selain rapid, Gedung PP Muhammadiyah Jakarta juga menyediakan teknologi thermal scanner untuk mengukur suhu badan yang tinggi beserta alat penyemprot disinfektan dalam bentuk uap.

Gelaran Milad sendiri dilaksanakan secara bersamaan di Edutorium UMS, Rumah Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, Gedung PP Muhammadiyah Menteng Jakarta, Gedung PP Muhammadiyah Cik Ditiro Yogyakarta, dan Masjid At Tanwir PP Muhammadiyah Jakarta.

Disiarkan langsung melalui kanal youtube Muhammadiyah Channel, FB Persyarikatan Muhammadiyah dan Instagram Lensamu, resepsi Milad tetap terlihat megah dengan hiburan pagelaran tari kolosal, penampilan lagu oleh Ardha Didi Kempot hingga pembacaan puisi oleh Sastrawan Senior Taufik Ismail.

  

Sabtu, 07 November 2020

Memantapkan Paham Keislaman Muhammadiyah

 

Muhammadiyah mampu bertahan lebih satu abad dan insya Allah akan terus berkembang memasuki abad selanjutnya sesuai jatidirinya manakala para warga dan pimpinannya benar-benar memahami pemikiran organisasi Islam modern ini. Sebaliknya, ketika warga dan pimpinannya tidak memahami pemikiran gerakan Islam ini meskipun mampu bertahan tetapi kehilangan identitas diri, maka keberadaan Muhammadiyah tentu sekadar wujud fisik belaka.

Karenanya di tengah lalu lintas pemikiran keislaman dan alam pikiran lain yang beragam dan kompleks, maka penting untuk dipahami kembali pemikiran-pemikiran mendasar dalam Muhammadiyah. Termasuk dalam menyikapi atau menghadapi bermacam pemikiran kontemporer yang bertumbuh di lingkungan umat Islam. Muhammadiyah tidak boleh diam dan ketinggalan dari dinamika pemikiran Islam yang berkembang.

Lebih dari itu, Muhammadiyah sendiri harus terus mendialogkan dan memproduksi pemikiran-pemikiran kontemporer agar memiliki daya hidup di tengah dinamika keislaman saat ini. Pada saat yang sama Muhammadiyah harus memberi warna terhadap pemikiran-pemikiran Islam mutakhir. Hal itu merupakan keniscayaan bagi Muhammadiyah jika ingin tampil sebagai Gerakan Islam Berkemajuan di abad kedua.

Beragam Pemikiran

Kini bertumbuh ragam pemikiran Islam di lingkungan kaum Muslimin Indonesia. Rentangannya bergerak dari kutub kanan hingga kiri, bahkan yang di tengah pun beragam corak. Pasca reformasi seiring dengan proses demokratisasi dalam seluruh bidang kehidupan, termasuk dalam pemikiran umat beragama, keragaman pemikiran Islam berdiaspora sedemikian rupa sehingga tidak jarang sulit diidentifikasi.

Genre atau golongan pemikiran yang cenderung konservatif-tradisional makin menguat. Dalam kelompok ini beragam paham yang ingin kembali ke ajaran masa lampau bertumbuh kuat, dari yang berorientasi murni keagamaan hingga berorientasi ideologi dan politik. Dari cara berpakaian yang kearab-araban hingga perempuan memakai cadar. Cara penulisan Arab yang sudah mengalami transliterasi seperti kata “Insya Allah” pun dianggap salah. Bahasa tidak lagi menjadi ujaran sehari-hari yang simpel dan komunikatif, tetapi menjadi berpaham agama.

Orientasi pemikiran yang cenderung mengeras atau tekstual juga makin menguat dalam kehidupan politik, ekonomi, dan budaya atau dalam kehidupan muamalahdunyawiyah. Kehidupan mu’amalah yang dasarnya ibahah (hukum kebolehan) menjadi serba banyak larangan atau kaku dengan corak yang bersifat tajrid (pakem yang tidak bisa berubah) layaknya urusan ibadah mahdhah. Kecenderungan serba konfrontatif kepada siapa pun, baik terhadap umat seagama lebih-lebih kepada bukan seagama cenderung menguat. Apalagi kepada pemerintah yang dianggap tidak memihak umat Islam. Suka dan tidak suka menjadi tampak menguat dalam politik dan mu’amalah.

Kita boleh tidak setuju terhadap istilah-istilah yang bermacam ragam seperti radikalisme dan fundamentalisme, namun kecenderungan beragama yang semakin mengeras makin terasa di tubuh umat Islam. Pekik “Allahu Akbar” ketika berada dalam forum-forum pengajian atau merespons pidato yang bersetuju menjadi salah satu ciri dari kecenderungan ini. Melafadzkan Allahu Akbar itu sangatlah baik dan luhur, bahkan merupakan bentuk dzikir yang melekat dengan tuntunan ajaran Islam, tetapi ketika aktualisasinya disuarakan dengan pekik keras dan dalam suasana profan seperti itu maka menjadi terasa lain, yang sebelum ini tidak pernah terdengar di lingkungan Muhammadiyah.

Pemikiran di kutub lain juga bertumbuh, yaitu kecenderungan pandangan yang liberal hingga sekular. Sebutlah paham keagamaan yang mengaburkan atau bahkan membolehkan LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender), pluralisme yang cenderung pada sinkretisme, pembenaran terhadap realitas yang serbabebas, dan pemikiran-pemikiran yang membongkar ajaran (dekonstruksionisme) secara mutlak tanpa kritik. Jika genre yang pertama serba penuh larangan, yang kedua ini cenderung serba boleh.

Masih tedapat paham yang di tengah atau mengkalim moderat tetapi sering bergerak serbaboleh atau liberal, termasuk dalam perilaku sosial dan politik, sehingga cenderung berwajah ekstrem tengah. Mengaku moderat tetapi sering ekstrem. Kelompok ini bisa bercorak postradisionalisme, yang dengan mudah memberi label boleh tentang apa pun dengan rujukan fiqh yang sangat fleksibel, namun sangat memutlakkan tradisi. Kelompok ini cenderung inklusif dengan golongan agama lain, tetapi sangat eksklusif dengan sesama umat Islam.

Islam Tengahan

Warga dan pimpinan Muhammadiyah penting untuk semakin memantapkan pemahaman atas pandangan keislaman yang selama ini menjadi patokan dalam beragama maupun dalam bermu’malah dunyawiyah. Caranya dengan jalan memperdalam dan memperkaya paham keislaman yang Tengahan (Wasathiyyah, Moderat) dan tidak terjebak pada ekstremitas. Paham pemurnian (tajrid, tandhif) dalam beraqidah dan beribadah mesti dipahami secara mendalam, seimbang, dan luas sehingga benarbenar melahirkan keberagamaan yang substantif, esensial, mendasar, dan tidak parsial atau serpihan.

Pandangan tentang hal-hal prinsip benar-benar dipahami secara mendasar dan luas, sehingga tidak semua hal dipandang prinsip dan kemudian serba kaku dan tidak boleh ada tafsir. Dimensi pemurnian pun tidak berhenti di teks dan verbalisme atau kulit luar, tetapi benar-benar masuk ke jantung dimensi dan penghayatan keislaman yang mendalam. Dalam beraqidah bukan hanya formalisme dan simbol, tetapi melahirkan sikap bertauhid yang autentik. Muslim yang bertauhid jangan arogan, merasa diri paling suci dan benar, serta merendahkan yang lain. Beribadah pun bukan hanya rukun tetapi juga khusyuk dan tahsinah atau melahirkan fungsi kebaikan.

Demikian pula dalam berakhlak, bukan hanya mengikuti Rasulullah dalam hal-hal sehari-hari secara atributif atau simbolik, tetapi melahirkan perilaku teladan atau uswah hasanah, salah satunya kata sejalan tindakan. Memahami zuhud juga harus luas, sehingga tidak melahirkan sikap antidunia karena setiap Muslim selain harus menjadi ‘abdullah juga harus menjadi khalifah di muka bumi. Beraqidah, beribadah, dan berakahlak Islami harus memantulkan kesalihan yang autentik (murni tidak dibuat-buat dan sekadar kulit luar), baik kesalihan untuk diri sendiri (kesalihan individual) maupun kesalihan untuk orang lain (kesalihan sosial) seperti saleh di keluarga, masyarakat, bangsa, dan lingkungan kemanusiaan universal.

Dalam orientasi mu’amalah dunyawiyah Muhammadiyah menganut pandangan pembaruan atau pengembangan (dinamisasi). Sejatinya identitas khas Muhammadiyah sejak berdiri yang membedakan dengan gerakan Islam lain justru pada pembaruan atau paham tajdidnya. Dakwah Muhammadiyah pun bersifat tajdid atau pembaruan. Sehingga meskipun ada organisasi lain yang dianggap Islam modern seperti ditulis dalam disertasi Deliar Noer, Muhammadiyah itu progresif dan tidak kaku. Ahli lain menyebut Muhammadiyah reformis. Kendati ada yang menggolongkan Muhammadiyah menganut paham Salafisme atau Revivalisme, tetapi termasuk ke dalam Salafisme-Revivalisme Tajdidiyah atau Reformis-Modernis, bahkan menurut Charles Kurzman tergolong liberal.

Karenanya pendekatan dalam memahami Islam agar benar dalam hal purifikasi dan dinamisasi sebagaimana dituntunkan Tarjih, maka penting untuk memperdalam dan memperluas pemahaman secara bayani, burhani, dan irfani. Mungkin dalam hal bayani sudah cukup kuat, tetapi perlu lebih kuat dan luas pada pendekatan burhani dan irfani. Dua pendekatan yang disebut terakhir (burhani dan irfani) tampaknya masih kurang atau belum banyak berkembang, kadang sering terkalahkan oleh pendekatan bayani. Orientasi tajrid-tandhif harus memperoleh keseimbangan dan perluasan dengan orientasi tajdid agar tampak watak pembaruannya. Di sinilah tuntutan dan tantangan pemikiran keislaman dalam Muhammadiyah menghadapi dinamika kehidupan kontemporer.

Sumber: Majalah SM Edisi 21 Tahun 2017

  

Peduli Sesama, Pemuda Muhammadiyah Muara Enim Salurkan Bantuan Korban Banjir Ujanmas Baru


Muara Enim – Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) dan Muhammadiyah Disaster Manajemen Center (MDMC) Muara Enim yang didampingi Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Ujanmas, Syarif Husin, S. Pd. I menyalurkan bantuan kepada korban banjir di desa Ujanmas Baru kecamatan Ujanmas kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan yang terjadi pada hari Jum’at (30/10/20) Minggu lalu.

Penyaluran bantuan ini ditujukan kepada korban yang terdampak langsung akibat banjir bandang tersebut. Adapun bantuan ini bersumber dari donasi PDPM Muara Enim melalui Program “Pemuda Berkemajuan Peduli Banjir Ujanmas Pengurus Daerah Pemuda Muhammadiyah Muara Enim bersama MDMC yang digalang selama seminggu ini.

Ketua PD Pemuda Muhammadiyah Muara Enim Tahta Amrillah, S Pd didampingi Bendahara Endang Saputra, S.Pd dan Pengurus lainnya menyampaikan bantuan yang mereka salurkan ini berupa alat elektronik dan bahan makanan yang mana dananya bersumber dari para donatur yang peduli banjir di desa Ujanmas Baru melalui donasi yang digalang PDPM Muara Enim.

” Alhamdulillah donasi yang kita galang selama satu minggu belakangan terkumpul dan kita berikan bantuan berupa modal usaha kepada warga yang rumahnya roboh ibu Nurlela berupa mesin cuci dan setrika. Hal ini kita berikan untuk meringankan beban korban sehingga kedepan dia dapat kembali melanjutkan usaha Laundrynya yang telah hancur akibat banjir bersamaan dengan robohnya rumah milik Ibu Nurlela yang merupakan seorang single parent,”ungkap Tata, Sabtu (07/11/20) di Posko Bantuan Bencana Banjir Ujanmas Baru yang ada di Gedung Serbaguna kecamatan Ujanmas.

Lanjut Tata selain bantuan usaha terhadap Ibu Nurlena, PDPM Muara Enim juga menyalurkan bantuan berupa semen untuk korban rumah roboh atas nama Ado Al-Manar serta beberapa puluh dus Mie instan untuk korban yang terkena dampak banjir.

“Kita juga menyalurkan bantuan berupa semen 8 sak dan Mie instan sebanyak 66 dus untuk warga yang rumahnya roboh dan warga yang terdampak banjir,” urainya.

Lebih lanjut Tata menjelaskan bantuan modal usaha dan bahan bangunan langsung ditujukan ke korban sedangkan Mie instan mereka serahkan ke Posko Banjir yang didirikan oleh Perintah desa dan kecamatan Ujanmas.

“Untuk bantuan usaha kita serahkan langsung ke warganya dan Mie instan nya kita serahkan ke Posko,” jelasnya

Sementara itu Kepala Desa Ujanmas Baru Samsir mengucapkan Terima kasihnya atas bantuan yang diberikan oleh PDPM dan MDMC Muara Enim dan dia berharap bantuan usaha dan bahan bangunan seperti ini dapat diikuti oleh berbagai pihak terkait mengingat dampak banjir ini menimbulkan masalah baru bagi para korban.

“Harapan kita pada Pemerintah, perusahaan baik BUMN, BUMD, maupun BUMS dapat meniru apa yang dilakukan oleh Pemuda Muhammadiyah dan MDMC Muhamadiyah didalam menyalurkan bantuan. Karena bantuan ini akan sangat bermanfaat bagi korban yang rumahnya roboh sehingga nantinya mereka akan mampu membangun kembali rumahnya serta kembali berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya kedepan,” ujar Samsir. (YG).

Dilansir dari : https://nkripost.com/peduli-sesama-pemuda-muhammadiyah-muara-enim-salurkan-bantuan-korban-banjir-ujanmas-baru/

  

Minggu, 01 November 2020

Peran Besar Muhammadiyah dalam Proses Kemerdekaan Berada pada Posisi Vital


 

MUHAMMADIYAH.ID, YOGYAKARTA— Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’ti menekankan perlu adanya pengangkatan kembali sisi historis tentang berdirinya Negara. Menurutnya, masih banyak diantara anak bangsa yang belum memahami secara seksama.
 
Mu’ti menyebut, proses penting berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) termasuk tentang kesepakatan Pancasila sebagai dasar Negara dalam catatan sejarah sangat jarang menyebut keterlibatan Muhammadiyah.
 
“Catatan dalam buku sejarah itu hampir tidak ada yang mengkaitkan peristiwa kemerdekaan Indonesia dengan peran para tokoh Muhammadiyah dan juga peran Muhammadiyah sebagai organisasi,” tutur Mu’ti pada Jumat (14/8) malam dalam acara Pengajian Umum PP Muhammadiyah.
 
Mengutip beberapa tulisan tokoh, Mu’ti menyebut peran besar Muhammadiyah dalam proses kemerdekaan Indonesia berada pada posisi vital. Bahkan jika menyebut dengan jujur dan seksama, sejarah Pancasila adalah sejarah Muhammadiyah. Di mana dalam proses mufakat Pancasila sebagai dasar Negara dilakukan oleh tokoh Muhammadiyah, Ki Bagus Hadikusumo dan lainnya.
 
Dalam konteks masa depan bangsa, sejarah ini perlu diangkat karena ini juga termasuk berbicara mengenai historical legacy (warisan sejarah). Mengangkat sejarah bukan hanya untuk mengenang romantisme, tetapi belajar sejarah adalah untuk membuat catatan penting sebagai bahan mengambil semangat dan spirit sejarah itu.
 
“Tentu kebenaran sejarah adalah suatu hal yang harus kita lakukan, tapi mengambil makna dan spirit dari sejarah itu sebagai bekal kita meniti masa depan yang lebih baik adalah api dari sejarah yang memang harus kita kenangkan dalam hidup kita,” katanya.
 
Sehingga sejarah perlu ditulis secara otentik, karena dalam banyak hal, arah bangsa sangat erat kaitannya dengan jejak sejarah bangsa itu sendiri. Penulisan sejarah secara otentik bisa dijadikan batu pijak untuk mengawal arah bangsa, termasuk dalam beberapa perdebatan yang sedang hangat sekarang ini, misalnya UU HIP.
 
Mu’ti menyebut, catatan otentik sejarah Indonesia adalah bekal membangun jati diri bangsa diantara bangsa-bangsa lain. Catatan otentik ini juga sebagai basis argument untuk menguatkan persatuan NKRI. Karena ditemui di beberapa persoalan tentang beberapa wilayah yang ingin melepaskan diri dari NKRI, mereka juga melakukan dengan argumen sejarah.
 
Dalam catatan sejarah peran aktor menjadi sangat penting, karena itu jika berbicara mengenai proses kemerdekaan dan perumusan Pancasila sebagai dasar Negara, Mu’ti menyebut paling tidak ada empat tokoh sentral yang berasal dari Muhammadiyah. Diantaranya ada Ki Bagus Hadikusumo, Mr Kasman Singodimejo, Prof. Abdul Kahar Mudzakir, dan Ir. Soekarno.
 
“Jangan dikira, Ir. Soekarno itu anggota Muhammadiyah. Ia punya kartu anggota Muhammadiyah. Pernah menjadi konsul pendidikan Muhammadiyah waktu di Bengkulu,” tuturnya.
 
Guru besar dalam bidang Pendidikan Agama Islam ini berseloroh bahwa, meskipun tiga nama selain Soekarno yang berasal dari Muhammadiyah berperan besar dalam proses kemerdekaan, sampai saat ini mereka belum diangkat menjadi Pahlawan Nasional sebelum PP Muhammadiyah memperjuangkannya. Berkaca dari itu, Mu’ti kemudian mengelompokkan bahwa di Indonesia ada pahlawan yang bersertifikiat dan yang tidak.
 
“Ada yang berkontribusi untuk Negara tapi tidak diakui perannya, dan mereka yang berkontribusi peran tapi tidak diakui kepahlawanannya,” katanya.
Mu’ti menegaskan bahwa Muhammadiyah sekarang memiliki Pekerjaan Rumah (PR) untuk bagaimana meniru dan meneruskan jejak para tokoh yang ikut berjuang tersebut. Selain dari tokoh laki-laki, Muhammadiyah juga berperan melalui tokoh perempuannya.
 
Misalnya dalam BPUPKI juga melibatkan kader ‘Aisyiyah dan sampai saat ini belum ditetapkan sebagai pahlawan. Jangan penyematan gelar pahlawan yang tidak obyektif menjadi beban dan dosa terhadap sejarah bangsa. Indonesia kedepan menuntut Muhammadiyah bukan hanya sebagai pasiff participant, tetapi harus aktif menjadi partisipan.
 
“Yang harus menjadi agenda kita adalah menjadi kelompok yang membuat langkah-langkah dan terobosan dalam rangka menentukan dan membangun Indonesia di masa depan,” tegas Mu’ti.
 
Dalam soal gagasan kebangsaan, Muhammadiyah adalah organisasi yang kaya akan hal itu. Melalui gagasan yang dirumuskan dalam permusyawaratan resmi di Muhammadiyah. Diantaranya gagasan revitalisasi visi dan karakter bangsa yang ditetapkan dalam Tanwir Muhammadiyah di Lampung, rumusan Indonesia Berkemajuan yang ditetapkan dalam sidang Tanwir Muhammadiyah di Samarinda, juga ada Pancasila sebagai Darul Ahdi Wasyahadah yang ditetapkan dalam Mukatamar Muhammadiyah di Makassar. (A’n)